Rabu, 25 November 2009

Memanjakan Selera Anak Muda di Kickfest

Kickfest merupakan bazaar tahunan yang diselenggarakan Sasana Budaya Ganesha (Bandung). Bazar ini sudah diadakan sejak tiga tahun yang lalu yang berlangsung dari tanggal 20-22 novembar dan diikuti oleh lebih dari 130distro ternama dengan aneka produk yang berkualitas. Dengan banyaknya distro tersebut tentu tidak berlebihan jika event tahunan ini menjadi surga bagi para pecinta produk distro karena dalam event ini harga yang ditawarkan pun dibawah harga pada umunya.Diskon special dipatok mulai dari 20% hingga 50% bahkan tak jarang ada pula stan yang membanderol harga Rp 100.000 untuk tiga t-shirt yang biasanya dijual dengan harga Rp 90.000. Tawaran harga yang sangat terjangkau tentu menggiurkan bagi para pengunjung. Melihat fakta tersebut tentunya bukan hal yang mencengangkan bila hanya dalam waktu tiga jam sejak pembukaan, event tersebut telah dikunjungi oleh lebih dari 1000 orang pengunjung meskipun untuk memasuki area tersebut pengunjung dikenai bea masuk sebesar Rp 5.000. Adapun produk-produk distro yang dijual antara lain t-shirt, sepatu, kemeja, dompet, tas, topi, sandal, dan aksesoris-sksesoris lainnya.

Kamis, 19 November 2009

Persepsi Konsumen Dalam Mengenali Resiko Produk

Proses pengambilan keputusan dalam membeli merupakan proses pemecahan masalah oleh konsumen mengenai produk atau jasa yang hendak dibeli dengan cara memilih perilaku yang ingin ditampilkan melalui tahapan-tahapan pembelian. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam membeli adalah persepsi konsumen terhadap resiko. Situasi pembelian yang dirasakan oleh seorang konsumen dapat membuatnya mempersepsikan adanya resiko. Persepsi konsumen terhadap resiko merupakan proses di mana seorang konsumen menerima, mengenali dan memahami rangsangan yang datang pada dirinya, lewat insting yang ada dan menimbulkan perasaan bahwa keputusan pembelian yang dibuatnya memiliki kemungkinan mendatangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan. Dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk, konsumen tentu tidak ingin dirugikan dengan resiko yang kemungkinan timbul, misalnya dalam pembelian produk elektronik tentunya konsumen akan memilih produk mana yang merknya terjamin mutunya, walaupun harga yang ditawarkan lebih mahal. Disisi lain produsen juga menyediakan garansi bagi para konsumen agar persepsi konsumen terhadap produk tersebut menjadi positif dan agar produsen tidak kehilangan konsumen

Rabu, 18 November 2009

KRL Ekonomi AC Membentuk Motivasi Konsumen

Dalam kehidupan sehari-har, tentunya banyak warga di wilayah jabodetabek yang beraktivitas dengan menggunakan jasa Kereta Rel Listrik (KRL) ekonomi. Transportasi yang satu ini amat digemari oleh masyarakat karena disamping cepat, biaya yang dikeluarkan untuk dapat menggunakan KRL tersebut relative murah jika dibandingkan dengan transportasi lain.Maka tak jarang bahwa KRL ekonomi setiap harinya selalu dipenuhi oleh penumpang sampai-sampai banyak dari mereka yang rela menunggu lama,berdesakan atau bahkan naik di atap kereta hanya untuk mencapai tempat tujuan. Melihat hal tersebut PT.KAI memberikan solusi berupa pengadaan KRL ekonomi AC yang mulai beroperasi beberapa tahun lalu. KRL tersebut sangat diminati oleh masyarakat karena hanya dengan membeli tiket seharga 6000 rupiah, masyarakat sudah dapat menikmati perjalanan dengan lebih nyaman daripada dengan menggunakan KRL ekonomi biasa. Namun tidak sedikit dari para pengguna jasa KRL ini yang beranggapan bahwa dengan menggunakan KRL ekonomi AC akan membentuk motivasi tersendiri. Bila dilihat dari sudut perilaku konsumen maka motivasi tersebut bisa dikategorikan sebagai bentuk motivasi harga diri, alasannya agar para pengguna jasa KRL ekonomi AC dilihat sebagai masyarakat yang tergolong ke dalam ekonomi menengah ke atas. Padahal tidak semua penumpang yang menggunakan KRL ini adalah masyarakat yang kategori ekonominya menengah ke atas melainkan juga dari semua lapisan masyarakat.

Rabu, 04 November 2009

Dago : Surga Belanja Warga Jakarta

Dago merupakan salah satu kawasan di Bandung yang ramai dikunjungi orang setiap harinya. Kebanyakan dari mereka adalah warga Jakarta yang sengaja datang jauh-jauh hanya untuk bebelanja di Factory Outlet (FO) yang menjamur di kawasan tersebut. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Bukankah di Jakarta banyak terdapat FO yang tidak kalah bagus? Mungkin tidak sedikit dari mereka yang beranggapan bahwa bebelanja di dago akan mendapatkan kepuasan tersendiri disamping harganya yang jauh lebih murah dan kualitas yang jauh lebih baik daripada di Jakarta. Ibarat sambil menyelam minum air, mereka pergi ke Dago tidak hanya untuk belanja, melainkan juga untuk weekend bersama teman atau keluarga. Dari uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa motivasi seseorang dalam berbelanja karena didasari oleh faktor harga dan kualitas barang. Semakin tinggi kualitas barang dan semakin rendah harga yang ditawarkan maka akan semakin besar motivasi seseorang untuk membeli barang tersebut